Komodo National Park
Satwa Kunci

Biawak Komodo Varanus komodoensis
Biawak komodo merupakan salah satu satwa kunci di Taman Nasional Komodo. Kadal raksasa berukuran sangat besar ini ditetapkan sebagai Satwa Nasional Indonesia bersama dengan Ikan Siluk Merah (Selerophages formosus) dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993.
Biawak komodo merupakan satwa yang aktif pada siang hari (diurnal) dan termasuk ke dalam satwa pemakan daging (karnivora) dan pemakan bangkai (scavenger). Pada kesempatan tertentu, biawak komodo juga dapat menjadi satwa kanibal yang membantu mengendalikan stabilitas rantai makanan ekosistem di Taman Nasional Komodo.
Biawak komodo terdapat di 5 pulau besar dalam kawasan Taman Nasional Komodo, meliputi: Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Gilimotang, dan Pulau Nusa Kode. Berdasarkan data monitoring populasi biawak komodo yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo, terdapat + 3.156 ekor individu biawak komodo di Taman Nasional Komodo yang hidup pada tahun 2022.
Biawak komodo meletakan telurnya pada sarang tanah, gundukan, atau tebing dengan masa inkubasi selama 221 hari. Saat melakukan penjagaan sarang, biawak komodo betina tidak makan sehingga seringkali terlihat lebih kurus/kecil dibandingkan dengan biawak komodo jantan secara umum. Biawak komodo dapat hidup hingga usia 60 tahun dengan usia rata-rata mencapai 30 tahun (jantan) dan 20 tahun (betina). Berdasarkan studi lampau diketahui bahwa biawak komodo yang hidup di kebun binatang berusia lebih singkat dan memiliki kemampuan parthenogenesis yang tidak ditemukan pada individu biawak komodo di alam.

Kakatua Kecil Jambul Kuning Cacatua sulphurea
Kakatua kecil jambul kuning merupakan salah satu satwa kunci di Taman Nasional Komodo. Burung kakatua kecil jambul kuning dilindungi oleh negara berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018 Tentang Jenis dan Flora dan Fauna Dilindungi.
Burung ini hidup alami di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Bero. Terdapat sebanyak + 1031 ekor kakatua kecil jambul kuning yang hidup pada wilayah kepulauan tersebut dengan aman. Berbeda dengan tahun 1970-1980an yang memiliki tingkat eksploitasi tinggi terhadap kakatua kecil jambul kuning, dalam 1 dekade terakhir belum ditemukan adanya tindakan pencurian satwa liar atau upaya eksploitasi lainnya koloni kakatua kecil jambul kuning di Taman Nasional Komodo.
Burung ini memerlukan ekosistem mangrove sebagai pohon tidur dan tumbuhan famili Arecaceae untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan pakannya. Sumber pakan lainnya dapat diperoleh dari buah pohon kepuh (Sterculia foetida) dan buah asam (Tamarindus indica). Menariknya, Taman Nasional Komodo memiliki 1.030,30 Ha ekosistem mangrove yang sangat sehat dan menyediakan habitat yang sesuai untuk koloni kakatua kecil jambul kuning.
Satwa Mangsa Komodo
Biawak komodo memangsa sebagian besar mamalia yang hidup di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Satwa mangsa biawak komodo meliputi: babi hutan, kerbau air, monyet ekor panjang, rusa timor, tikus Rinca, dan musang.

Babi Hutan
Sus scrofa

Tikus Rinca
Komodomys rintjanus

Kerbau Liar
Bubalis arnee

Rusa Timor
Timor deers

Monyet Ekor Panjang
Macaca fascicularis

Kuda Liar
Equus ferus

Musang Hitam
Paradoxurus hermaphroditus
Satwa Endemik
Taman Nasional Komodo memiliki beberapa satwa endemik yang mungkin tidak ditemukan di belahan dunia lainnya. Adapun satwa endemik Taman Nasional Komodo antara lain: keong pohon (Amphidromus poecilochrous candidus), tikus Rinca (Komodomys rintjanus), dan ajag (Cuon alpinus).

Tikus Rinca
Komodomys rintjanus
Tikus Rinca seperti namanya dapat dijumpai di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca. Mamalia ini hidup secara arboreal di atas pepohonan untuk menghindari predator di permukaan tanah. Satwa ini termasuk spesies tikus dengan ukuran yang sangat besar (+ 30 – 40 cm) dan hanya ditemukan di Pulau Rinca. Meskipun berukuran besar, tikus rinca termasuk satwa yang sangat sulit untuk dijumpai. Saat ini, petugas belum mengetahui jumlah dan sebaran habitat tikus rinca secara pasti dalam 5 tahun terakhir.

Ajag
Cuon alpinus
Ajag atau anjing hutan endemik pada beberapa wilayah hutan Indonesia, juga dapat ditemukan di Pulau Rinca – Taman Nasional Komodo. Mamalia pemakan daging ini dilaporkan mendiami wilayah lembah di Resort Loh Baru SPTN Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo. Ajag adalah satwa yang misterius dan sangat sulit untuk bisa dijumpai. Saat ini, petugas belum mengetahui jumlah dan sebaran habitat ajag secara pasti dalam 5 tahun terakhir.

Keong Pohon
Amphidromus poecilochrous candidus
Keong pohon dapat dijumpai di Resort Loh Liang (Pulau Komodo) dan Resort Loh Sebita (Pulau Komodo) pada musim penghujan (Desember – Februari) setiap tahunnya. Keong pohon biasa melekat pada batang-batang pohon yang lembab dan berwarna kuning terang dengan garis hitam pada bagian karapasnya. Keong pohon sulit dijumpai di Pulau Komodo pada musim kemarau.
Mamalia Terbang

Kalong Besar
Pteropus vampyrus
Mamalia Laut

Lumba-Lumba Hidung Botol
Tursiops truncatus

Lumba-Lumba Bungkuk
Sousa chinensis

Dugong
Dugong dugon
Biota Laut

Ikan Kakatua
Scaridae sp.

Ikan Kuwe Gerong
Caranx ignobilis

Ikan Badut
Amphiprion ocellaris

Ikan Sebelah
Paralichthys dentatus

Barakuda
Sphyraena sp.

Ikan Batu
Synanceia verrucose

Ikan Kalajengking Berumbai
Scorpaenopsis oxycephala

Lepu Ayam
Pterois volitans

Penyu Sisik
Eretmochelys imbricata

Penyu Hijau
Chelonia mydas

Pari Manta Raksasa
Manta birostris

Ikan Matahari
Mola mola

Hiu Tikus
Alopias pelagicus

Hiu Sirip Putih
Triaenodo obesus

Hiu Sirip Hitam
Carcharhinus limbatus

Hiu Paus
Rhincodon typus

Hiu Martil
Sphyrnidae sp.

Bintang Laut Tanduk
Protoreaster nodosus

Gurita
Octopus vulgaris

Bulu Babi
Arbacia lixula

Teripang
Holothuria sp.

Ikan Leter Enam
Paracanthurus hepatus

Pari Bintik Biru
Taeniura lymma

Ikan Sembilang (Lele Laut)
Plotosus canius

Cumi-Cumi
Teuthida sp.

Ikan Kerapu
Epinephelus sp.

Ikan Napoleon
Cheilinus undulatus

Sotong
Sepia officinalis
Ular

Ular Viper Kuning
Trimeresurus insularis

Ular Hijau Ekor Merah
Trimeresurus insularis

Ular Viper Biru
Trimeresurus insularis

Ular Sendok Jawa
Naja sputatrix

Ular Tali
Dendrelaphis inornatus

Bandotan Puspo
Daboia siamensis

Ular Cecak
Lycodon capucinus

Ular Kadut
Acrochordus granulatus

Ular Kawat Biasa
Indotyphlops braminus

Ular Beludak Palsu
Psammodynastes pulverulentus

Ular Kucing Sunda Kecil
Boiga hoeseli

Ular Tikus Nusa Tenggara
Coelognathus subradiatus

Sanca Timor
Malayopython timoriensis

Ular Tambak
Cerberus schneiderii
Burung

Elang Laut Perut Putih
Haliaeetus leucogaster

Delimukan Zamrud
Chalcophaps indica

Ayam Hutan Hijau
Gallus varius

Itik Benjut
Anas gibberifrons

Kokokan Laut
Butorides striatus

Dara Laut Benggala
Thalasseus bengalensis

Cangak Laut
Ardea sumatrana

Kuntul Karang
Egretta sacra

Trinil Laut
Tringa stagnalitis

Wili - Wili Besar
Esacus neglectus

Kowak Malam Kelabu
Nycticorax nyctcorax

Apung Tanah
Anthus novaeseelandiae

Burung Gosong Kaki Merah
Megapodius reinwardt

Madu Matahari
Cinnyris solaris

Srigunting Wallacea
Dicrurus densus

Kekep Babi
Artamus leucorynchus

Decu Belang
Saxicola caprata

Layang - Layang Batu
Hirundo javanica

Pergam Hijau
Ducula aenea

Kepudang Kuduk-hitam
Oriolus chinensis

Kepudang-sungu Besar
Coracina novaehollandiae

Cikukua Tanduk
Philemon buceroides

Kirik - Kirik Australia
Merops ornatus

kirik - Kirik Laut
Merops philippinus

Pekaka Emas
Pelargopsis capensis

Cekakak Talaud
Todiramphus enigma

Cekakak Sungai
Todiraphus chloris

Elang Alap Tenggara
Accipiter novaehollandiae

Elang Alap Sapi
Falco moluccensis

Elang Tiram
Pandion haliaetus

Elang Bondol
Haliastur indus
Balai Taman Nasional Komodo
Website Resmi Balai Taman Nasional Komodo
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Jalan Kasimo, Balai Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur 86754
- +62 811-3829-0000
- balaitamannasionalkomodo@gmail.com/ tn_komodo@yahoo.com
Developed by Humas Balai Taman Nasional Komodo
Copyright © 2023. All rights reserved.